Kata kunci sederhana dinilai lebih efektif karena sesuai dengan apa yang biasanya diketik calon pembeli. Dengan riset yang tepat, produk lebih mudah ditemukan di hasil pencarian e-commerce.
“Dalam e-commerce, visibilitas adalah segalanya. Penjual yang tahu kata kunci populer bisa unggul meski produknya serupa dengan kompetitor,” demikian keterangan TIME dalam artikel yang sama.
3. Bangun Toko Online yang Profesional
Tampilan toko di e-commerce adalah kesan pertama bagi pembeli. Nama toko sebaiknya singkat, mudah diingat, dan sesuai dengan produk.
Logo, banner, hingga foto produk berperan penting dalam membangun citra brand yang dibangun pemiliknya.
Selain itu, profil toko harus diisi lengkap. Ceritakan latar belakang usaha, alasan berjualan, serta nilai yang ditawarkan.
"Transparansi ini bisa menumbuhkan rasa percaya pada calon pembeli," ungkap TIME.
4. Optimalkan Listing Produk
Listing atau halaman produk adalah etalase digital yang dinilai sangat penting. Deskripsi harus jelas dan informatif, mencakup ukuran, bahan, manfaat, cara penggunaan, hingga instruksi perawatan.
Foto produk dengan kualitas baik juga wajib, minimal menampilkan beberapa sudut dan konteks penggunaan.
Di sisi lain, harga tidak bisa asal ditentukan. Penjual perlu menghitung biaya produksi, ongkos kirim, hingga margin keuntungan, lalu membandingkannya dengan harga kompetitor agar tetap kompetitif.
5. Atur Produksi dan Stok
Meski hanya usaha sampingan, pengelolaan stok tetap penting. Penjual bisa memilih sistem pre-order atau menyiapkan stok terlebih dahulu.
Inventaris bisa dikelola secara manual di awal, tetapi aplikasi akuntansi atau manajemen stok akan membantu saat pesanan mulai meningkat.
Membeli bahan baku dalam jumlah besar juga bisa mengurangi biaya sekaligus menjaga konsistensi.