bisnis

Investor Pemula Wajib Tahu! Inilah Jenis-Jenis Investasi untuk Mencapai Kebebasan Finansial

Senin, 24 Februari 2025 | 12:59 WIB
ilustrasi pergerakan saham di Pasar Modal.

CATATAN BANDUNG – Kebebasan finansial adalah kondisi ketika seseorang mampu memenuhi keinginannya tanpa perlu bergantung pada pendapatan aktif, karena sudah memiliki cukup aset. Salah satu cara untuk mencapai kebebasan finansial adalah melalui investasi di pasar modal, yang menawarkan berbagai instrumen seperti saham, obligasi, surat utang negara, reksa dana, dan Exchanged Traded Fund (ETF)

Investasi di pasar modal memungkinkan dana berkembang seiring waktu melalui capital gain dan dividen. Sejarah menunjukkan, indeks saham di bursa efek mengalami kenaikan signifikan dalam jangka panjang, meskipun terdapat fluktuasi pasar dalam jangka pendek. Pasar modal juga berpotensi mengalahkan inflasi dan instrumen investasi konvensional seperti tabungan atau deposito.

Contoh, jika seseorang menginvestasikan Rp10 juta dalam saham yang memiliki rata-rata pertumbuhan 10-12% per tahun dalam jangka panjang, maka dalam 20 tahun nilai investasinya berpotensi menjadi lebih dari Rp96 juta berkat efek compounding. Namun, penting untuk diingat bahwa return tidak dijamin setiap tahun, dan ada periode di mana pasar mengalami koreksi yang dapat mempengaruhi hasil investasi.

Investasi saham dan obligasi memungkinkan investor memperoleh pendapatan pasif secara rutin. Dengan menjadi pemegang saham, investor memiliki potensi untuk menerima dividen setiap tahun, yang memberikan sumber pendapatan tambahan yang dapat digunakan untuk kebutuhan hidup atau diinvestasikan kembali. Selain itu, saham memberikan potensi capital gain dari transaksi jual dan beli saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Baca Juga: Bocoran Kode Promo Grab dan Gojek, Senin 24 Februari 2025, Hemat 50 Persen Perjalanan Pergi Sekolah

Sementara obligasi memberikan kupon (bunga) tetap, yang ideal bagi investor yang mencari hasil investasi yang lebih stabil. Kupon obligasi atau surat utang umumnya dibayar tiap semester atau tiap kuartal. Sama seperti saham, obligasi bisa diperjualbelikan di pasar sekunder BEI, sehingga memiliki potensi keuntungan berupa capital gain.

Namun harus diingat, menjualbelikan saham dan obligasi sama-sama memiliki risiko capital loss, atau kerugian dalam nilai transaksi jika harga saham atau harga obligasi mengalami penurunan harga, dibanding harga beli. Salah satu cara untuk mengurangi dampak risiko adalah dengan melakukan diversifikasi portofolio investasi.

Investasi di pasar modal memungkinkan investor melakukan diversifikasi sebagai manajemen risiko, karena ada banyak jenis instrumen di pasar modal. Satu jenis investasi saja, yaitu saham, tercatat sebanyak 943 saham sampai dengan Desember 2024 di BEI. Strategi diversifikasi membantu mengurangi risiko jika harga salah satu aset turun, karena investor memiliki eksposur terhadap berbagai sektor dan instrumen.

Filosofi investasi mengatakan, jangan menyimpan telur di dalam satu keranjang. Artinya, investor harus memiliki beberapa saham untuk mengurangi risiko turunnya harga salah satu atau beberapa saham dalam portofolio investasi masing-masing. Begitupun instrumen investasi lainnya. Diversifikasi  membantu menciptakan keseimbangan risiko dan imbal hasil dalam jangka panjang.

Baca Juga: Jadwal Indosiar Hari Ini, 24 Februari 2025: Magic 5 Pesantren Edition, Arema FC vs PSIS Semarang, Kisah Nyata Spesial

Selain saham dan obligasi, instrumen reksa dana dan ETF memberikan akses ke portofolio yang terdiversifikasi, dan dikelola oleh profesional yaitu manajer investasi. Manajer investasi memiliki strategi diversifikasi yang baik untuk memastikan investasi tetap tumbuh meskipun tetap memiliki risiko sesuai jenis reksa dananya.

Profil Risiko Investor

Jadi, investasi berguna untuk melawan inflasi yang menjadi musuh daya beli uang dari tahun ke tahun. Misalnya jika seseorang hanya menyimpan uang di tabungan dengan bunga 2% per tahun, sementara inflasi 5% per tahun, maka nilai riil uangnya akan berkurang. 

Namun, penting untuk dicatat bahwa meskipun pasar modal berpotensi memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dari inflasi, ada tahun-tahun tertentu di mana pasar mengalami penurunan, sehingga investor perlu berinvestasi dengan strategi yang tepat.

Halaman:

Tags

Terkini