Keempat, selain menyediakan Indikator Kinerja Berbasis ESG melalui indeks saham berbasis ESG, BEI meningkatkan likuiditas dan partisipasi pasar dengan memperkenalkan efek-efek yang berbasis ESG. Diharapkan, kehadiran dan instrument investasi ini dapat menarik lebih banyak investor, termasuk investor institusional global yang mengutamakan investasi berkelanjutan. Sehingga hal ini akan berdampak pada peningkatan likuiditas pasar modal Indonesia.
Baca Juga: Daftar Kode Promo Grab dan Gojek, 1 Agustus 2025, Cukup Bayar 10 Persen Ongkos di Awal Bulan
Kelima, BEI memfasilitasi transisi menuju ekonomi hijau sekaligus mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) pada tahun 2030 serta Net Zero Emissions di Indonesia pada tahun 2060 atau lebih cepat. Melalui promosi investasi berbasis ESG dan pengembangan instrumen yang mendukung proyek-proyek ramah lingkungan, BEI berkontribusi langsung pada transformasi ekonomi Indonesia. Upaya ini tidak hanya memperkuat posisi Indonesia dalam kompetisi pasar modal global, tetapi juga mendukung keberlanjutan ekonomi, lingkungan, dan sosial sebagaimana ditetapkan dalam agenda SDGs oleh PBB.
Dalam hal pencapaian SDG oleh Indonesia, salah satu penghambatnyaadalah faktor perubahan iklim, yang menjadi tantangan terbesar abad ini. Dibutuhkan pendekatan yang holistik untuk menguranginya. Salah satu strategi yang efektif adalah melalui penerapan carbon pricing. Dengan memberikan harga pada emisi karbon, dunia dapat meminimalkan dampak perubahan iklim sekaligus mendorong inovasi teknologi rendah karbon.
Carbon pricing adalah mekanisme ekonomi yang memberikan nilai moneter pada emisi karbon untuk mencerminkan biaya kerusakan lingkungan akibat emisi tersebut. Ada dua mekanisme utama carbon pricing. Pertama, Carbon Tax, yaitu pajak karbon yang dikenakan pada jumlah emisi karbon yang dihasilkan. Kedua, perdagangan karbon yang dapat dilakukan dalam dua bentuk yaitu Emissions Trading System (ETS), sistem perdagangan karbon yang memungkinkan pelaku industri membeli atau menjual izin emisi karbon dalam batas tertentu (cap-and-trade) dan Carbon Offset Credits atau Carbon Credits yaitu sistem perdagangan kredit karbon yang berasal dari proyek yang mampu mengurangi atau menyerap emisi karbon
Sebagai negara yang rentan terhadap dampak perubahan iklim, Indonesia telah mengambil langkah besar untuk mengadopsi carbon pricing melalui implementasi perdagangan karbon. Pada tahun 2023 lalu, Presiden sebelumnya Joko Widodo meluncurkan Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) yang dijalanakan oleh BEI. Langkah ini menandai komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi karbon sebesar 31,89%-43,20% pada 2030, sesuai dengan target yang telah ditetapkan dalam Nationally Determined Contributions (NDC).
Peran BEI dalam carbon pricing adalah sebagai sebagai penyedia platform perdagangan karbon, memungkinkan perusahaan atau entitas untuk membeli dan menjual baik kuota karbon maupun kredit karbon secara transparan. Dengan adanya bursa karbon, transaksi menjadi lebih terorganisir dan menarik lebih banyak partisipasi, baik dari pelaku industri domestik maupun internasional. Selain itu, perdagangan karbon melalui IDXCarbon juga memberikan kemampuan bagi Pemerintah Indonesia untuk memiliki kontrol dan mengawasi perdagangan karbon untuk kepentingan masyarakat Indonesia yang sebesar-besarnya.
Baca Juga: Bocoran Kode Promo Grab dan Gojek, Jumat 1 Agustus 2025, Cukup Bayar 10 Persen Ongkos di Awal Bulan
Melalui keberadaan Bursa Karbon diharapkan para pelaku usaha dapat memanfaatkan perdagangan karbon untuk mematuhi regulasi lingkungan yang semakin ketat. Dengan harga karbon yang mencerminkan biaya emisi, pelaku usaha memiliki insentif untuk mengadopsi teknologi rendah karbon dan meningkatkan efisiensi energi.
Implementasi carbon pricing tidak terlepas dari tantangan, seperti kebutuhan akan regulasi yang kuat dan edukasi bagi pelaku pasar. Namun, peluang yang ditawarkan sangat besar, yaitu pengurangan emisi karbon, peningkatan investasi di sektor hijau, dan dukungan untuk mencapai net zero emissions.
Sehingga bisa disimpulkan, carbon pricing adalah alat kritis untuk mengatasi perubahan iklim. Dengan kehadiran Bursa Karbon Indonesia yang dikelola oleh Bursa Efek Indonesia, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk menciptakan pasar karbon yang adil, efisien, dan berkelanjutan. Langkah ini tidak hanya memperkuat komitmen Indonesia terhadap lingkungan dan ekonomi hijau, namun juga dapat mendorong inovasi industri, menarik investasi hijau, serta mempercepat transisi menuju pembangunan rendah emisi yang inklusif dan berdaya saing global. ***
Artikel Terkait
Bocoran Kode Promo Grab dan Gojek, Jumat 1 Agustus 2025, Cukup Bayar 10 Persen Ongkos di Awal Bulan
Daftar Kode Promo Grab dan Gojek, 1 Agustus 2025, Cukup Bayar 10 Persen Ongkos di Awal Bulan
Bocoran Kode Promo Grab dan Gojek, Sabtu 2 Agustus 2025, Hanya Bayar 10 Persen Ongkos di Awal Bulan
Daftar Kode Promo Grab dan Gojek, Sabtu 2 Agustus 2025, Ongkos Perjalanan Diskon 90 Persen
Kumpulan Kode Promo Gojek dan Grab, Sabtu 2 Agustus 2025, Lebih Hemat 90 Persen Ongkos di Awal Bulan