Untuk mencapai tujuan tersebut, Kementerian Pariwisata telah menetapkan sejumlah fokus program di tahun ini, yaitu:
Gerakan Wisata Bersih
Sebagai sebuah aktivasi gerakan untuk membangkitkan kepedulian bersama terhadap permasalahan sampah dan kebersihan di destinasi.
Tourism 5.0
Program ini mendorong digitalisasi pariwisata dan pemanfaatan teknologi untuk pemasaran
yang lebih luas dan berkualitas, untuk menyasar target market secara efektif.
Pariwisata Naik Kelas
Program ini mendorong kualitas pariwisata lewat pengembangan wisata minat khusus, seperti gastro tourism (kuliner), marine tourism (wisata bahari), dan wellness tourism.
Kemudian meningkatkan kualitas event nasional dan daerah berbasis identitas budaya Indonesia yang memiliki efek pengganda terhadap ekonomi lokal.
Kementerian Pariwisata juga memiliki program yang mendukung penyelenggaraan evebt bernama Karisma Event Nusantara (KEN).
Berdasarkan kajian secara nasional, penyelenggaraan event KEN pada 2024 mampu meningkatkan produksi barang dan jasa hingga Rp256,1 miliar dan berkontribusi kepada PDB sebesar Rp238,2 miliar serta perputaran uang yang mencapai Rp13,57 triliun.
“Karena event ini multiplier effectnya luar biasa, perputaran ekonomi pada Pesta Kesenian Bali tahun 2024 misalnya, pelaksanaannya yang sebulan penuh memberikan dampak ekonomi yang signifikan mencapai sekitar Rp192,3 miliar bagi Kota Denpasar dan sekitarnya,” terang Ni Luh Puspa.
“Selain itu, okupansi hunian penginapan di sekitar venue kegiatan naik sebesar 20 persen,” tambahnya.
Fokus program terakhir adalah pengembangan Desa Wisata, yakni meningkatkan kualitas dan kuantitas lebih dari 6.000 desa wisata di seluruh Indonesia untuk pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan.
“Di Bali ada dua desa wisata yang sudah mendapat penghargaan dari UN Tourism yaitu Desa Penglipuran dan yang baru 2024 adalah Desa Jatiluwih,” ujarnya