Luka yang Tak Mudah Pulih
Setelah lewat dari satu bulan insiden penjarahan itu terjadi, rumah Uya Kuya tak ubahnya saksi bisu dari gelombang kemarahan para oknum massa yang tak terkendali pada akhir Agustus 2025 lalu.
Lebih dari sekadar kerugian finansial, Uya bahkan mengakui pengalaman ini meninggalkan luka psikologis yang sulit disembuhkan.
Di sisi lain, Uya dan Astrid berharap agar peristiwa ini menjadi pengingat aksi demonstrasi seharusnya tidak berubah menjadi ajang perusakan dan penjarahan yang merugikan masyarakat.*