bisnis

Mudahnya Berinvestasi di Pasar Modal untuk Capai Tujuan di Masa Depan

Senin, 21 Juli 2025 | 08:25 WIB
Ilustrasi investasi yang menguntungkan (Freepik.com)

CATATAN BANDUNG – Sekarang ini, hidup semakin dinamis dan cepat berubah. Banyak orang mulai sadar akan pentingnya mengatur keuangan dengan bijak. Salah satu cara cerdasnya? Investasi. Di antara berbagai pilihan investasi yang tersedia, pasar modal hadir sebagai salah satu kendaraan paling dinamis dan potensial untuk mengembangkan kekayaan dalam jangka panjang.

Namun, bagi sebagian orang, istilah "pasar modal" mungkin terdengar asing atau bahkan menakutkan. Gambaran tentang grafik-grafik rumit, jargon keuangan yang membingungkan, dan risiko kehilangan uang sering kali membuat banyak calon investor mundur sebelum memulai. Padahal, jika dipahami dengan baik, pasar modal justru bisa menjadi alat yang sangat efektif untuk mencapai kebebasan finansial.

Mari kita mengenal pasar modal. Pasar modal adalah tempat bertemunya pihak yang memiliki dana (investor) dengan pihak yang membutuhkan dana (emiten atau perusahaan tercatat). Di sinilah perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pendanaan menjual instrumen pasar modal berupa saham atau surat utang (obligasi), dan masyarakat yang menjadi investor bisa membeli instrumen-instrumen tersebut untuk mendapatkan potensi keuntungan di masa depan. Di Indonesia, aktivitas pasar modal diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan diselenggarakan melalui Bursa Efek Indonesia (BEI).

Melalui pasar modal, kita bisa menjadi bagian dari pertumbuhan perusahaan-perusahaan besar, dari perbankan, teknologi, ritel, hingga energi dan sumber daya alam lainnya. Membeli saham bukan hanya sekadar menaruh uang dan berharap untung, melainkan juga ikut memiliki sebagian kecil dari perusahaan tersebut. Ketika perusahaan tumbuh, nilai investasi kita pun ikut meningkat.

Baca Juga: KAI Bandara Siapkan RJPP 2025–2029: Targetkan Layanan Kereta Bandara Efisien dan Berkelanjutan

Salah satu alasan orang mulai melirik pasar modal adalah karena potensi imbal hasil yang lebih tinggi. Di samping itu, pasar modal memberikan kesempatan bagi siapa saja untuk ikut serta, tanpa memandang latar belakang pendidikan atau profesi. Tetapi, pasar modal bukan tempat untuk cepat kaya. Jika tujuan kita untuk membangun dana pensiun, menyiapkan biaya pendidikan anak, atau membeli rumah dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan, maka pasar modal adalah kendaraan yang cocok jika digunakan dengan disiplin.

Pasar modal juga mendidik masyarakat untuk bijak mengelola keuangan. Sama halnya dengan kendaraan apa pun yang digunakan untuk mencapai tujuan finansial, pasar modal juga memiliki risiko. Harga saham bisa naik-turun, obligasi bisa terpengaruh oleh suku bunga, dan reksa dana pun bisa mengalami fluktuasi nilai. Namun, risiko bisa dikelola. Salah satunya dengan menerapkan prinsip utama dalam investasi, yaitu diversifikasi—jangan menaruh semua telur di satu keranjang. Artinya, tempatkan dana pada berbagai jenis aset, sektor, dan perusahaan untuk mengurangi dampak jika ada satu aset yang merugi.

Generasi muda saat ini memiliki keuntungan besar dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka tumbuh di era digital, memiliki akses terhadap informasi, dan bisa mulai berinvestasi sejak dini. Semakin cepat seseorang memulai investasi, semakin besar pula efek compounding yang bisa dirasakan.

Beberapa tahun lalu, dunia pasar modal terasa seperti ruang tertutup. Penuh angka, jargon keuangan, grafik yang menjulang tajam lalu anjlok curam, dan dipenuhi oleh orang-orang berdasi di gedung-gedung pencakar langit. Namun sekarang ini, semua itu berubah. Pasar modal telah bertransformasi menjadi arena inklusif—terbuka untuk siapa saja, bahkan bagi seorang mahasiswa di kamar kosnya, atau seorang pekerja freelance yang sedang duduk di kafe sambil menyeruput kopi.

Digitalisasi telah membuka pintu lebar bagi generasi muda untuk mengenal, mempelajari, dan ikut ambil bagian dalam dunia investasi. Pasar modal tidak lagi menjadi wilayah eksklusif yang hanya bisa dimasuki oleh mereka yang berkantong tebal atau berlatar belakang finansial. Kini, dengan bermodalkan ponsel pintar dan koneksi internet, siapa pun bisa menjadi investor.

Baca Juga: Keteladanan Margono Djojohadikusumo dibedah di Tanah Jawara Cant Help Falling In Love Menggema di Serang

Dulu, untuk membeli saham, seseorang harus datang langsung ke perusahaan sekuritas, membuka rekening efek secara manual, dan menyetorkan dana melalui prosedur yang tidak sederhana. Transaksi dilakukan melalui telepon atau secara fisik. Kini, semuanya bisa diselesaikan dalam hitungan menit. Registrasi pembukaan rekening efek cukup dilakukan secara daring melalui aplikasi investasi yang tersedia di App Store atau Play Store. Verifikasi identitas dilakukan via video call atau unggahan KTP dan NPWP, dan dana bisa ditransfer langsung dari m-banking.

Bukan hanya transaksi pembelian saham yang menjadi digital. Seluruh ekosistem pasar modal—dari pemantauan pergerakan harga saham secara real-time, penilaian kinerja perusahaan, hingga analisis tren industri—telah tersedia dalam satu genggaman. Aplikasi investasi generasi terbaru bahkan sudah dilengkapi dengan notifikasi berita terkini, edukasi harian, rekomendasi saham, hingga fitur belajar sambil bermain untuk membangun kebiasaan investasi.

Generasi muda adalah generasi yang cepat beradaptasi. Mereka terbiasa mencari informasi melalui YouTube, mendengar podcast tentang saham saat berolahraga, mengikuti akun edukasi finansial di TikTok atau Instagram, dan membaca utas panjang soal tips investasi di X. Proses belajar yang dulu membutuhkan kursus formal atau buku tebal kini telah dipadatkan dalam format visual, interaktif, dan mudah dicerna.

Halaman:

Tags

Terkini