Penonaktifan Eko Patrio dan Uya Kuya Jadi Simbol Kemarahan Publik terhadap DPR

photo author
- Minggu, 31 Agustus 2025 | 17:26 WIB
PAN Nonaktifkan Eko Patrio dan Uya Kuya dari Fraksi DPR Mulai 1 September 2025. (Foto: Dok. PAN - INDEPENDENMEDIA.ID)
PAN Nonaktifkan Eko Patrio dan Uya Kuya dari Fraksi DPR Mulai 1 September 2025. (Foto: Dok. PAN - INDEPENDENMEDIA.ID)

CATATAN BANDUNG – Penonaktifan Eko Patrio dan Uya Kuya dari keanggotaan DPR RI oleh Partai Amanat Nasional (PAN) mencerminkan besarnya gelombang ketidakpuasan publik terhadap perilaku wakil rakyat. Keputusan yang berlaku mulai Senin (1/9/2025) ini lahir di tengah eskalasi unjuk rasa yang kian meluas ke berbagai kota.

Sebelumnya, aksi protes masyarakat bermula dari kritik terhadap kenaikan tunjangan rumah anggota DPR yang mencapai Rp50 juta per bulan. Kebijakan itu dinilai tidak sensitif di tengah situasi ekonomi yang sulit. Kritik semakin membesar setelah viralnya video sejumlah anggota dewan berjoget dalam Sidang Tahunan MPR RI 2025.

Eko Patrio, yang saat itu menjabat Sekretaris Jenderal PAN, dianggap memperkeruh suasana setelah mengunggah video parodi di akun TikTok miliknya. Dalam video itu, ia tampil seperti seorang DJ dengan musik horeg, seolah menertawakan kritik masyarakat. Aksi tersebut memantik amarah publik, termasuk kalangan ojek online, buruh, dan mahasiswa yang kemudian turun ke jalan.

Gelombang Aksi Meluas

Protes yang semula hanya terjadi di Jakarta pada 25 Agustus 2025, menjalar ke berbagai daerah. Yogyakarta, Surabaya, Bandung, Solo, Makassar, hingga Tegal turut dilanda unjuk rasa. Beberapa di antaranya berakhir ricuh, dengan pembakaran fasilitas umum, kantor pemerintahan, hingga jatuhnya korban jiwa.

Baca Juga: PAN Nonaktifkan Eko Patrio dan Uya Kuya Usai Polemik Aksi Massa

Salah satu peristiwa tragis adalah meninggalnya driver ojek online, Affan Kurniawan, yang terlindas mobil Brimob saat demonstrasi. Peristiwa ini semakin menyulut emosi publik dan membuat gelombang aksi kian membesar.

Rumah Politikus Jadi Sasaran

Kemarahan massa tidak hanya berhenti di jalanan. Sejumlah rumah anggota DPR menjadi sasaran penjarahan dan perusakan. Kediaman Eko Patrio di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, diserang massa. Mereka merusak, mencoret-coret, hingga membawa barang-barang pribadi dan hewan peliharaan dari rumah tersebut.

Rumah Uya Kuya dan Ahmad Sahroni (NasDem) juga bernasib serupa. Penyerangan itu menunjukkan tingkat frustrasi masyarakat yang menilai wakil rakyat abai terhadap penderitaan rakyat.

PAN Ambil Sikap

Di tengah situasi yang kian panas, PAN akhirnya mengambil langkah tegas dengan menonaktifkan Eko Patrio dan Uya Kuya dari keanggotaan DPR. Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi, menyebut keputusan itu sebagai bagian dari upaya menjaga kondusivitas.

“Kami meminta masyarakat tetap tenang dan percaya bahwa pemerintahan di bawah Presiden Prabowo Subianto akan menyelesaikan persoalan ini dengan cepat dan tepat,” kata Viva dalam pernyataan resminya.

Baca Juga: Rumah Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach Dijarah Massa Usai Pernyataan Kontroversial

Momentum Kritik Terhadap DPR

Penonaktifan ini dinilai sebagian kalangan sebagai titik balik kritik publik terhadap DPR. Aksi berjoget yang dianggap sepele justru menjadi pemicu letupan emosi rakyat yang sudah lama menunggu perubahan nyata.

Bagi masyarakat, peristiwa ini bukan sekadar soal Eko Patrio atau Uya Kuya, melainkan simbol ketidakpuasan terhadap perilaku elit politik yang dianggap jauh dari persoalan rakyat.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ahmad Taofik

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X