PT Timah Ungkap Akar Masalah Tambang Ilegal, Produksi Justru Dikuasai Pihak Swasta

photo author
- Senin, 25 Agustus 2025 | 15:59 WIB
Foto Ilustrasi - PT Timah buka suara terkait maraknya praktik tambang ilegal di sekitar wilayah izin usaha pertambangan miliknya. (serumpun.babelprov.go.id)
Foto Ilustrasi - PT Timah buka suara terkait maraknya praktik tambang ilegal di sekitar wilayah izin usaha pertambangan miliknya. (serumpun.babelprov.go.id)

CATATAN BANDUNG - PT Timah Ungkap Akar Masalah Tambang Ilegal, Produksi Justru Dikuasai Pihak Swasta

PT Timah Tbk (TINS) angkat bicara mengenai maraknya praktik tambang ilegal yang terjadi di sekitar wilayah izin usaha pertambangan (IUP) miliknya.

Fenomena ini disebut sudah berlangsung lama dan berdampak besar pada produksi perusahaan.

Direktur Pengembangan Usaha PT Timah, Suhendra Yusuf Ratu Prawiranegara, mengungkapkan praktik penambangan ilegal mulai mencuat sejak era pasca reformasi.

Saat itu, pembukaan ruang tambang secara luas justru memicu munculnya aktivitas yang kini semakin sulit dikendalikan.

Baca Juga: Eko Patrio Buka Suara Momen Viralnya di Medsos, dari Joget di Sidang Tahunan MPR hingga Parodi DJ Sound Horeg

"Pada saat itu dibuka, sampai hari ini itulah mulai marak dan sudah menjadi mindset," jelas Suhendra dalam acara Media Gathering PT Timah di Pangkal Pinang, pada Sabtu 23 Agustus 2025 lalu.

"Maaf saya bisa katakan di sini sudah menjadi culture. Nah ini yang harus kita ubah," imbuhnya.

Kondisi tersebut berdampak signifikan pada produksi timah nasional. Meski PT Timah menguasai 80 persen wilayah IUP dan sisanya 20 persen dimiliki swasta, kenyataan di lapangan justru berbanding terbalik.

"Kami yang memiliki luasan wilayah IUP yang cukup luas 80%, tapi volume produksi kami hanya 20% dibandingkan dari pihak swasta yang ada," kata Suhendra.

Menurutnya, persoalan tambang ilegal tidak bisa diberantas secara instan.

Baca Juga: Terbongkar karena Suara Speaker Persidangan, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Diduga Jalani Proses Cerai

Perusahaan menilai pendekatan kepada masyarakat, transformasi pola kemitraan, hingga penguatan pengawasan menjadi langkah penting yang harus dilakukan.

"Mungkin juga dari sisi pengawasan dan lain sebagainya saat dulu sampai mungkin hari ini agak sedikit lemah itu harus kami akui," tambahnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Hendra Karunia

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X