Viral Curhatan Wanita Soal Anggur Muscat yang Bikin Satu Keluarga Sakit Batuk: Ini 3 Negara ASEAN yang Pantau Peredarannya

photo author
- Kamis, 31 Oktober 2024 | 22:28 WIB
Potret produk anggur shine muscat di sebuah mini market.  (X.com/@raynahasan)
Potret produk anggur shine muscat di sebuah mini market. (X.com/@raynahasan)

CATATAN BANDUNG - Viral Curhatan ibu-ibu asal Malaysia di Media Sosial, tentang pengalaman keluarganya sakit batuk dan demam usai mengkonsumsi anggur shine muscat.

Wanita itu menjelaskan dirinya telah mencuci anggur muscat sebelum memakannya. Namun, keluarganya tetap mengalami sakit batuk dan demam.

"Adalah ini punca batuk dan deman bila makan anggur ini? Kita sudah selalu beli. Selalu perasan satu family (keluarga) jadi batuk-batuk lepas makan walau sudah cuci bersih," ujar seorang warganet dengan akun X @sarinizainal, pada Selasa, 29 Oktober 2024.

Baca Juga: Zulkifli Hasan Tuai Sorotan Usai Tom Lembong Terlibat Kasus Impor Gula, Soal Rencana Impor Beras hingga Dampaknya Buat Petani Lokal

Curhatan ini viral dan menarik perhatian lebih dari satu juta pengguna, dan dibagikan ulang oleh 4,1 ribu pengguna di laman media sosial X.


Berkaca dari kasus itu, membuat Kementerian Kesehatan Malaysia memantau ketat makanan impor anggur muscat yang dinilai mengandung residu bahan kimia berbahaya.

Langkah Kemenkes Malaysia ini pun muncul usai Jaringan Peringatan Pestisida Thailand (Thai-PAN) mengumumkan anggur muscat mengandung puluhan residu kimia berbahaya.

Seperti diketahui, Thailand melarang peredaran anggur shine muscat, sebab buah itu diklaim mengandung banyak bahan kimia berbahaya, salah satunya klorpirifos.

Baca Juga: Hari Terakhir Retreat, Prabowo Kompak Olahraga Pagi bersama Menteri Kabinet Merah Putih

Jaringan Peringatan Pestisida Thailand (Thai-Pan) dan Yayasan Konsumen mengumumkan temuannya pada Jumat, 25 Oktober 2024.

Organisasi perlindungan konsumen Thailand itu melakukan uji laboratorium terhadap 24 sampel buah anggur yang populer di Thailand mulai dari ritel, pedagang, dan pasar basah.

Uji laboratorium itu menemukan residu 14 bahan kimia berbahaya pada konsentrasi di atas batas aman 0,01 mg/kg.

Secara total, pengujian tersebut juga mendeteksi 50 residu bahan kimia, 22 di antaranya tidak diatur dalam hukum Thailand saat ini, seperti triasulfuron, cyflumetofen, tetraconazole, dan fludioxonil.

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Hendra Karunia

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X